Senin, 19 Januari 2009

Bahaya Lidah dan Hati

Lidah memang tak bertulang. Ia bagai sebuah pisau tajam, jika kita tidak hati-hati menggunakannya, maka siapapun akan terluka oleh goresannya. Sebaliknya jika kita hati-hati memainkannya, insya ALLAH akan membawa manfaat bagi orang lain. Maka jagalah lidah dengan hati yang bersih.
Tidak jarang kerusakan, permusuhan, dan perselisihan timbul akibat lidah yang tidak terkontrol. Bahkan dalam satu keluargapun lidah kadang membuat hubungan persaudaraan menjadi tidak sehat. Klimaksnya ada orang tua yang melakukan pemutusan hubungan dengan anaknya. Ternyata lidah yang kecil bisa membawa malapetaka besar bagi siapa yang tidak menjaganya.

Untuk menjaga lidah agar tetap bersih, dibutuhkan hati yang bersih pula, karena hatilah yang akan mengontrol segala gerak-gerik lidah kita. Jika hati kotor dan tidak terkontrol, lidah akan bergerak kesana kemari tanpa kendali. Sesuatu tanpa kendali akan membawa malapetaka bagi orang lain. Ibarat dokar tanpa seorang kusir, maka kudanya akan berlari tanpa arah dan tujuan yang bisa membahayakan para penumpangnya.
Hati dan lidah yang bersih menjadi modal utama bagi kita dalam bermasyarakat. Karena kita diciptakan oleh ALLAH SWT disamping untuk beribadah juga ditugaskan untuk mengemban amanah yang sangat berat yaitu sebagai kholifah.
Sebagai kholifah kita dituntut untuk melakukan hubungan yang baik kepada sesama manusia, membantu kepada sesama manusia yang membutuhkan, menghargai dan memahami perasaan mereka. Disini kita dituntut untuk memiliki rasa empati yang tinggi, menghilangkan sikap egoisme dan menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi.
Hati dan lidah juga sebagai peran utamadalam sebuah film kehidupan. Film itu akan berakhir dengan kebahagiaan (happy ending) atau dengan kesengsaraan (bad ending) diakherat nanti.tergantung oleh dua faktor diatas yaitu hati dan lidah. ALLAH SWT mengetahui semua gerak-gerik umatnya dan apa yang terbesit dalam hatinya sekecil apapun, Subhanallah. Maka seorang hamba yang beriman dan bertakwa senantiasa menjaga dan mengawasi hatinya dari berbagai penyakit yang akan menimbulkan lemahnya iman. Seperti, riya’, sombong, hasud, dengki, yang semuanya berakar dari dalam hati manusia.
Selengkapnya...

Rabu, 07 Januari 2009

Risalah Cinta

Cinta!!!!begitu dalam maknanya,sehingga kehadirannya terlalu sulit untuk diterjemahkan dalam bahasa apapun.Orang mengatakan cinta sebagai "misteri".Ini adalah alasan yang bisa dikemukakan lantaran ketidak mampuan kita mengartikan cinta dengan bahasa yang obyektif.
Memang cinta sebenarnya tidak butuh untuk di terjemahkan,obyektifikasi,atau batasan bagaimana sering digunakan dalam tradisi keilmuan.Batasan cinta sering kali mendangkalkan makna cinta itu sendiri.Banyak orang mengatakan,manusia lahir karena cinta dan berakhir pula dengan cinta.Artinya,hidup hakekatnya adalah proses mencari cinta.

Cinta!!!!entah bagaimana mengungkapkan dalam kata.Kekuatan dahsyatnya sudah bukan lagi rahasia.Dengan kekuatan cinta seseorang bisa memaafka,menerima,juga membenci.Dengan kekuatan cinta orang bisa mengorbankan diri atau membunuh orang lain.Banyak sudah kebohongan diciptakan,banyak pula monumen didirikan,semua sering kali mengatas namakan cinta.Baik cinta pada kekasih hati,Cinta kepada TUHAN,Maupun cinta kepada tanah air.
Cinta!!!!tak jarang pula mengantar duka dan menyajikan nestapa bagi para pemujanya.Tidak kurang lagu,puisi,dan legenda cinta diekspresikan untuk mengungkapkan betapa sendu sisi duka cinta ini.Sakit hati karena cinta digambarkan melampaui pedihnya sakit apapun juga.Sepedih apapun cinta,tak selangkahpun para pecinta mengundurkan diri.Karenamemang begitulah "RISALAH CINTA".Apapun yang terjadi cinta tetap berada dalam posisi teratas dalam jiwa manusia.



Selengkapnya...